Iklan

Babinsa Koramil 1406-09/Sajoanging Bantu Warga Memindahkan Rumah Secara Bergotong Royong

Sabtu, 11 Maret 2023, Maret 11, 2023 WIB Last Updated 2023-03-24T05:09:49Z
masukkan script iklan disini




Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 1406-09/Sajoanging Kodim 1406/Wajo Sertu Najamuddin bersama masyarakat secara gotong royong memindahkan rumah salah seorang warga Muslimin (40) di Lingkungan Mualla Kel. Assorajang Kec. Sajoanging Kab. Wajo, Sabtu (11/03/2023).

“Tradisi ini memang kerap dilakukan oleh warga Desa di Kacamatan Sajoanging, Khususnya di Lingkungan Mualla Kel. Assorajang Kec. Sajoanging Kab. Wajo rumah panggung yang terbuat dari kayu biasanya diangkat jika warga hendak melakukan renovasi rumah atau pindah lokasi,” ungkap Sertu Najamuddin.

Apa yang dilakukan oleh Babinsa tersebut merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan TNI.

Dalam rangka membangun empati antara TNI dalam hal ini Babinsa dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.

Tradisi angkat rumah suku Bugis Sulawesi Selatan khususnya di Kecamatan Sajoanging Kab. Wajo, terbilang cukup unik karena cara mereka pindah rumah bukan pergi meninggalkan rumah lama mereka kemudian pindah ke rumah baru, tetapi pindah lokasi ke tempat yang berbeda namun masih dengan rumah yang sama.

Pada umumnya masyarakat Bugis masih percaya bahwa rumah adalah tanah ibu pertiwi yang merupakan warisan yang harus di jaga. Dan mayoritas masyarakat Bugis masih menggunakan rumah tradisional berbentuk rumah panggung yang terbuat dari kayu. oleh sebab itu masyarakat Bugis jika ingin pindah ke suatu tempat maka mereka akan membawa rumahnya.

“Memang sering di pindahkan rumah-rumah disini dari suatu kampung ke kampung yang lain di angkat bersama-sama,” ujar Muh. Fadli salah seorang warga.

Masyarakat Bugis menyebut istilah ini sebagai Ale Bola. Yang berarti angkat rumah. Jadi jika ada warga Bugis yang ingin pindah rumah maka harus memindahkan rumah utuh ke tempat yang lain. Sebab itu lah masyarakat Bugis mengangkat rumahnya.

Tradisi ini sangat mengedepankan nilai kebersamaan seperti gotong royong dan menjalin kekompakan para masyarakat untuk bersama-sama memindahkan dan mengangkat rumah.

“Biasanya sampai ratusan orang yang mengangkat rumah secara bersamaan. Kalau pindahnya tidak jauh rumahnya di angkat, tapi kalau jauh rumahnya di bongkar dan di pasang lagi,” ujar Muslimin.
Komentar

Tampilkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terkini