Iklan

Terpantau Pagar Belum Ada, Sekolah SLB Ganra Kabupaten Soppeng Butuh Perhatian Dari Pemerintah Terkait

REDAKSI: SISKA SAFIRA
Jumat, 26 Mei 2023, Mei 26, 2023 WIB Last Updated 2023-05-26T08:27:36Z
masukkan script iklan disini





SOPPENG- Kepala sekolah Heri SE SLB YPPAB Ganra Kabupaten Soppeng pagar
memperlihatkan kondisi sekolah yang tidak mempunyai pagar,sehingga butuh perhatian dari pemerintah, Kamis (25/05/2023)

Sekolah Luar Biasa (SLB) YPPAB, Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng,Sulawesi-Sqelatan hingga saat ini belum memadai pembangunan infrastruktur pagar.

Sehingga menyebabkan para guru dan petugas di sekolah tersebut, kewalahan menjaga anak-anak didik di sekolah tersebut terutama pada jam pulang

Sementara anak -anak didik di sekolah tersebut , masing-masing anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran, tunadaksa, tunagrahita, dan tunarungu.

 “Jumlah siswa di SLB YPPAB Ganra ini sekitar 22 orang, masing-masing  SDLB 11 orang , SMPLB 8 orang , dan tingkat SMALB 3 orang,” kata  Kepala SLB YPPAB Heri SE ,kepada media ini. 

Disebutkan, saat ini yang menjadi was-was adalah karena lokasi sekolah sederhana itu belum ada pagar yang layak sebagaimana mestinya.

Saat ini, kondisinya hanya berbatas ruas jalan kabupaten , kendaraan roda empat dan roda dua lalu lalang membuat kami para pengajar disekolah SLB YPPAB ini khawatir, Karena 
anak-didik terkadang ke luar dan kabur.

Pihaknya berharap, kepada pemerintah untuk bisa memperhatikan kebutuhan pembangunan pagar sekolah tersebut yang saat ini masih mengalami kekurangan.
“Terkadang kami cepat mengejar anak-anak didik yang lari ke luar pekarangan sekolah, karena saat ini belum mempunyai pagar ,” kata Heri.

Disebutkan, bahwa  sejumlah anak-anak berkebutuhan khusus yang di didik di SLB saat ini ,diantaranya anak yang memiliki gangguan pada daya pendengarannya, baik sebagian atau keseluruhan.

Sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan, untuk melakukan komunikasi secara verbal.
Selain itu ada juga anak ,  berperilaku  yang tidak sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku di lingkungannya.

Berikutnya tunadaksa, anak yang memiliki kelainan atau cacat permanen pada bagian sistem gerak tubuh meliputi otot, sendi, tulang.
Serta anak tunagrahita (down syndrome), anak yang memiliki dan mengalami hambatan serta keterbelakangan mental yang jauh dari rata-rata (IQ berada di bawah 70), dan tuna rungu yaitu bisu.

“Kita berharap ke depan adanya kolaborasi dengan pemerintah daerah dan propinsi, sehingga setiap ada kegiatan dapat melibatkan sekolah kita ini. Sehingga kami para guru beserta siswa semakin termotivasi untuk mendapatkan pengetahun,” harapnya.
Komentar

Tampilkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terkini